IMAN KEPADA
HARI AKHIR
iman kepada
hari akhir adalah meyakini bahwa seluruh alam termasuk alam dunia dan seisinya
akan mengalami kehancuran ditandai dengan ditiupnya terompet malaikat Israfil.
Dijelaskan bahwa pada hari itu semua benda yang di langit sudah tidak beraturan
lagi. Baik bintang, planet, maupun bulan saling bertabrakan. Gunung-gunung
meletus, hancur, dan bertaburan. Badai, ombak sangat dahsyat, manusia
pontang-panting tidak dapat mengenali sanak saudaranya, yang akhirnya semua
kehidupan hancur dan mati.
Artinya :
“Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tidak ada keraguan padanya dan
bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur” (QS Al-Hajj: 7)
Kejadian
mengenai hari kiamat digambarkan oleh Allah SWT begitu dahsyat, sebagaimana
tertuang dalam surah Al Qariah dan surat Az Zalzalah berikut.
Artinya : “Pada
hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran dan gunung-gunung seperti
bulu yang dihambur-hamburkan.”
Artinya : “Apabila
bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat), dan bumi telah
mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya,”
Nama-nama
lain hari kiamat.
1. Alam
Barzah (Yaumul Barzah)
Alam barzah
yang dikenal dengan alam kubur yang merupakan permulaan pintu gerbang menuju
akhirat atau batas antara alam dunia dengan alam akhirat.
2. Yaumul
Ba’as
Yaumul ba’as
adalah hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur menuju ke padang mahsyar
setelah ditiupkan sangkakala yang kedua oleh malaikat Israfil.
3. Yaumul
Mahsyar
Yaumul
Mahsyar adalah saat dikumpulkannya seluruh manusia yang dibangkitan tadi di
sebuah padang yang sangat luas bernama padang Mahsyar.
4. Yaumul Mizan
/ Hisab
Arti kata
mizan adalah timbangan, sedangkan hisab artinya perhitungan. Dua istilah ini
sangat mirip maknanya sehingga antara yaumul mizan dan yaumul hisab sama
maknanya.
Fungsi Iman
Kepada Hari Kiamat
1.
Menjadikan manusia rajin beribadah
2. Mendorong
manusia selalu meminta ampun kepada Allah SWT
3. Mendorong
manusia untuk berperilaku baik
4. Berusaha
menghindari perbuatan dan perilaku yang tiDAk baik
MACAM MACAM
SUJUD
1. Sujud Syukur
Sujud syukur
adalah sujud yang dilakukan ketika mendapat kenikmatan dari Allah swt.. Sujud
ini dilakukan sebagai tanda terima kasih kepada-Nya atas kenikmatan atau karena
terhindar dari kesusahan yang besar. Sujud syukur hukumnya sunnah. Sujud syukur
dilakukan ketika kita mendapat berbagai nikmat. Contohnya, sujud syukur
dilakukan apabila kita naik kelas, atau mendapat prestasi yang baik dalam
belajar, lulus ujian. Kesemuanya perlu disyukuri.
Sujud syukur merupakan satu kebiasaan yang dikerjakan
oleh Rasulullah saw. ketika beliau memperoleh anugrah nikmat dari Allah swt..
Sebagaimana dalam riwayat berikut.
عَنْ اَبِى
بَكْرَةً اَنَّ النَّبِيَّ ص.م. كَانَ إِذَا اَتَاهُ اَمْرٌ يَسُرُّهُ اَوْ
بُشْرَى بِهِ خَرَّ سَاجِدًا شُكْرًا ِللهِ
Dari Abu Bakrah, “Sesungguhnya apabila datang kepada
Nabi saw sesuatu yang menggembirakan atau kabar suka, beliau langsung sujud
berterima kasih kepada Allah. (H.R. Abu
Dawud dan Tirmizi).
Syarat-syarat sujud syukur sebagaimana syarat salat,
seperti suci dari hadas dan najis, menghadap ke kiblat serta menutup aurat.
Sedangkan rukun sujud syukur, yaitu: 1) Niat, 2) takbiratul ihram, 3) sujud,
dan 4) memberi salam sesudah duduk.
Lafal yang dibaca ketika melakukan sujud syukur adalah
رَبِّى اَوْزِعْنِى اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِى اَنْعَمْتَ
عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَه وَاَدْخِلْنِى
بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ الصَّلِحِيْن
"Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri
nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu
bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah
aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh. (Q.S. An-Naml [27]: 19)
Lafal sujud syukur ini adalah doa Nabi Sulaiman a.s.
yang diabadikan dalam Al-Qur’an Surah an-Naml: 19. Ketika itu Nabi Sulaiman
a.s. tersenyum mendengar percakapan semut yang hendak melindungi diri karena
kedatangan pasukan Sulaiman melewati sarangnya. Oleh karena itu Nabi Sulaiman
bersyukur kepada Allah swt. atas ilham yang telah dianugerahkan-Nya kepada Nabi
Sulaiman.
Sujud syukur juga sering dilakukan oleh para sahabat
Nabi. Sebagai contoh adalah Abu Bakar as-Sidik melakukan sujud syukur ketika
mendengar kematian Musailamah al-Kazab; kemudian Ali bin Abi Talib bersujud
syukur ketika menemukan mayat Dzat Tsudayah diantara orang-orang khawarij yang
tewas terbunuh; Ka’ab bin Malik melakukan sujud syukur ketika mendengar berita
tentang tobatnya diterima oleh Allah swt.
2. Sujud Sahwi
Sujud sahwi yaitu mengerjakan sujud dua kali yang
dikerjakan sebelum salam setelah selesai membaca bacaan tasyahud akhir. Sujud
ini dilakukan karena ada keraguan atau ada yang terlupa dalam mengerjakan
salat.
Sebab-sebab dilakukannya sujud sahwi adalah sebagai
berikut.
- Kekurangan atau kelebihan rakaat, rukuk, atau sujud karena lupa. Apabila kekurangan maka jumlah rakaatnya dipenuhi dahulu.
- Ragu-ragu (syak) tentang bilangan rakaat yang telah dikerjakan.
- Lupa belum membaca tasyahud awal
Sebab-sebab dilakukannya sujud sahwi adalah sebagai
berikut. Cara melaksanakan sujud sahwi adalah sebagai berikut.
- Apabila merasa ragu akan bilangan rakaat, maka pilihlah yang paling sedikit, kemudian disempurnakan jumlah rakaatnya, kemudian sujud sahwi sebelum memberi salam.
- Apabila jumlah rakaatnya kurang, maka harus dicukupi terlebih dahulu.
- Apabila belum membaca tasyahud awal, setelah teringat dan belum berdiri tegak, masih boleh mengerjakan tasyahud awal. Akan tetapi bila sudah terlanjur berdiri tegak, tasyahud awal dilampaui saja.
Bacaan pada saat melaksanakan sujud sahwi adalah
سُبْحَانَ
مَنْ لاَ يَنَامُ وَلَا يَسْهُوْا.
Artinya: ”Mahasuci Allah swt. yang tidak
tidur dan tidak lupa.”
Sujud sahwi dilakukan sebelum salam, tetapi boleh juga
dilakukan sesudah salam. Hukum sujud sahwi adalah sunah. Sujud sahwi dilakukan
sama dengan sujud rukun, yaitu dua sujud dengan duduk di antara kedua sujud
yang bacaannya sama dengan duduk di antara dua sujud pada waktu salat.
3. Sujud Tilawah
Sujud tilawah artinya sujud bacaan, yaitu sujud yang
sunah dikerjakan ketika seseorang membaca ayat-ayat sajdah. Begitu pula orang
yang mendengar bacaan ayat-ayat tersebut. Apabila ayat-ayat sajdah dibaca dalam
salat, maka apabila imam melakukan sujud tilawah, makmumnya juga mengikuti
untuk sujud tilawah. Akan tetapi apabila imam tidak membaca sujud tilawah, yang
mendengarkan tidak disunahkan sujud.
Ayat-ayat sajdah adalah ayat-ayat yang memuat lafal سَجَدَ – يَسْجُدُ
– أَسْجُدُ
.
Dalam sebuah hadis, Tirmizi meriwayatkan sebagai
berikut.:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ
أَنَّ النَّبِيَّ ص.م.
كَانَ يُقْرَأُ
عَلَيْنَا الْقُرْأَنَ فَإِذَا مَرَّ بِالسَّجْدَةِ كَبَّرَ وَسَجَدْنَا مَعَهُ
(رواه الترمذى)
Dari Ibnu Umar, “Sesungguhnya Nabi saw. Pernah membaca
Al-Qur’an di depan kami. Ketika bacaannya sampai pada ayat Sajdah, beliau
takbir, lalu sujud, maka kami pun sujud bersama-sama beliau.” (H.R. Tirmizi).
Adapun bacaan untuk sujud tilawah adalah
سَجَدَ وَجْهِىَ لِلَّذِى خَلَقَهُ
وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِه.
Aku sujud kepada Tuhan yang menjadikan diriku, Tuhan
yang membukakan pendengaran dan penglihatan dengan kekuasaan-Nya. (H.R. Tirmizi).
Syarat-syarat sujud tilawah sebagaimana syarat salat,
seperti suci dari hadas dan najis, menghadap ke kiblat serta menutup aurat.
Sedangkan rukun sujud tilawah di luar salat, yaitu: 1) Niat, 2) takbiratul
ihram, 3) sujud, 4) memberi salam sesudah duduk.
\
SIFAT SIFAT
RASUL
Para rasul mempunyai sifat wajib
dan sifat mustahil. Sifat-sifat wajib para rasul sebagai berikut.
1. Sidik, artinya benar atau
jujur.
Allah swt. berfirman dalam Surah Maryam 41 dan 56
Allah swt. berfirman dalam Surah Maryam 41 dan 56
41.
Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di
dalam Kitab (Al-Qur'an), sesungguhnya dia
adalah seorang yang sangat membenarkan,
seorang Nabi.
56.
Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam
Kitab (Al-Qur'an). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan
seorang nabi,
2. Amanah, artinya dapat dipercaya.
3. Tablig, artinya menyampaikan
4. Fatanah, artinya cerdas. Rasul bersifat cerdas, bijaksana dalam segala hal
Simak ayat Al-Qur'an Surah Asy-Syu'ara' ayat 107, 125, 143, 162, 178
2. Amanah, artinya dapat dipercaya.
3. Tablig, artinya menyampaikan
4. Fatanah, artinya cerdas. Rasul bersifat cerdas, bijaksana dalam segala hal
Simak ayat Al-Qur'an Surah Asy-Syu'ara' ayat 107, 125, 143, 162, 178
107.
Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
Para rasul menyampaikan wahyu dari Allah kepada umatnya. Perhatikan ayat Al-Qur'an dalam Surah Yasin 17 berikut.
Para rasul menyampaikan wahyu dari Allah kepada umatnya. Perhatikan ayat Al-Qur'an dalam Surah Yasin 17 berikut.
17. Dan kewajiban kami hanyalah
menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas
Kebalikan dari sifat wajib tersebut, adalah sifat mustahul, yang berjumlah empat, yaitu
Kebalikan dari sifat wajib tersebut, adalah sifat mustahul, yang berjumlah empat, yaitu
1. Kazib, berarti dusta,
2. Khianat berarti tidak
dapat dipercaya
3. Kitman berarti menyembunyikan
4. Baladah, berarti bodoh.
Selain sifat wajib dan sifat mustahil, para rasul juga memiliki sifat
jaiz sebagaimana manusia biasa. Sifat-sfiat tersebut antara lain, makan,
minum, tidur, menikah, sedih gembira, sakit dan sebagainya. Sekalipun
sifat-sifat jais tersebut melekat pada diri rasul, namun tidak mengurangi
martabat kerasulannya. Bagaimana pun, para rasul adalah seperti manusia pada
umumnya
110. Katakanlah
(Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang
telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha
Esa.” Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia
mengerjakan kebajikan dan janganlah dia
mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada
Tuhannya.”
TAHARAH DAN BERSUCI
Menurut bahasa, taharah artinya bersuci.
Menurut istilah, pengertian
taharah adalah menyucikan diri dari hadas dan najis.
Adapun ketentuan taharah dalam
Islam dapat berupa wudu, mandi, tayamum, istinjak dan sebagainya.
Berwudu
Berwudu merupakan cara untuk menyucikan diri dari hadas kecil. Sebelum kita mengerjakan salat harus membersihkan terlebih dahulu anggota wudu kita mulai dari tangan, muka rambut, hingga kaki.
Berwudu merupakan cara untuk menyucikan diri dari hadas kecil. Sebelum kita mengerjakan salat harus membersihkan terlebih dahulu anggota wudu kita mulai dari tangan, muka rambut, hingga kaki.
Rukun wudu sebagai berikut.
1) niat,
2) membasuh muka,
3) membasuh kedua tangan
hingga siku-siku,
4) mengusap rambut
kepala,
5) membasuh kaki hingga mata
kaki, dan
6) tertib.
Tata cara wudu banyak ditemukan di berbagai media seperti youtube. sebagai contoh adalah pada link berikut, http://www.youtube.com/watch?v=2eNe7wD4svk
atau dapat juga dilihat pada versi animasi, pada link berikut, http://www.youtube.com/watch?v=lcYGfHhtoKQ
Adapun perintah wudu sesuai dengan firman Allah dalam Surah Al-Maidah ayat 6 sebagai berikut.
Tata cara wudu banyak ditemukan di berbagai media seperti youtube. sebagai contoh adalah pada link berikut, http://www.youtube.com/watch?v=2eNe7wD4svk
atau dapat juga dilihat pada versi animasi, pada link berikut, http://www.youtube.com/watch?v=lcYGfHhtoKQ
Adapun perintah wudu sesuai dengan firman Allah dalam Surah Al-Maidah ayat 6 sebagai berikut.
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak
melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan ta-nganmu sampai ke siku, dan
sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu
sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit
atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu
yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak
ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempur-nakan
nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur. (Al-Maidah : 6)
Tayamum
Bertayamum jika
dalam keadaan sakit, atau sedang dalam perjalanan dan tidak mendapat air. Cara
bertayamum dengan mengusapkan debu ke wajah dan kedua tangan.
Mandi Wajib
Mandi wajib adalah meratakan
air ke seluruh tubuh dengan niat menghilangkan hadas dan najis.
Mandi wajib harus
dilaksanakan karena sebab bercampurnya suami istri, selesai haid bagi wanita,
selesai nifas, mengeluarkan air mani, sebagaimana diperintahkan di dalam ayat 6
QS. Surah Al-Maidah sebagai berikut:
“… Dan Jika Kamu
(dalam keadaan) junub maka mandilah …”
(Q.S. Al-Ma’idah :
6)
Tatacara mandi
wajib menurut rasulullah saw berdasarkan hadis dari Aisyah ra. Sebagai berikut.
Dari ‘Aisyah ra. Ia
berkata : “Apabila Rasulullah SAW. Mandi janabah maka beliau mencuci kedua
tangan beliau dan wudlu seperti untuk sholat, kemudian mandi dan menyela-nyelai
rambut dengan kedua tangannya sehingga apabila beliau menduga bahwasanya telah
meratakan (pada kulit kepala beliau) lalu beliau tuangkan air tiga kali,
kemudian beliau mencuci seluruh badan beliau selanjutnya ‘Aisyah berkata : “Aku
dan Rasulullah saw. pernah mandi dari satu bejana secara bersamaan menciduk air
dari bejana itu. (H.R. Bukhari)