Sabtu, 04 April 2015

PAI



IMAN KEPADA HARI AKHIR
iman kepada hari akhir adalah meyakini bahwa seluruh alam termasuk alam dunia dan seisinya akan mengalami kehancuran ditandai dengan ditiupnya terompet malaikat Israfil. Dijelaskan bahwa pada hari itu semua benda yang di langit sudah tidak beraturan lagi. Baik bintang, planet, maupun bulan saling bertabrakan. Gunung-gunung meletus, hancur, dan bertaburan. Badai, ombak sangat dahsyat, manusia pontang-panting tidak dapat mengenali sanak saudaranya, yang akhirnya semua kehidupan hancur dan mati.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUge6zRiyX-BFuCBDXLd2ObTNlmr1vh1qH18Y4RcNf1RzI0eHK-mLwwaFIxxJGpw5MlbPH5aFswZxjjYUmwe8qIBizzn7e8G-W1RE81QaTRmjGQzWUDBxpFwRwWVvVQ_Qp0-BpMWQ63bqD/s320/al-hajj-7.gif

Artinya : “Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tidak ada keraguan padanya dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur” (QS Al-Hajj: 7)

Kejadian mengenai hari kiamat digambarkan oleh Allah SWT begitu dahsyat, sebagaimana tertuang dalam surah Al Qariah dan surat Az Zalzalah berikut.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSM0Q-dXnCi7hlMr3NJ6k3xeTjLaTAg0UMo9vbRWJEq1-49TwPw9LnATl0PZLgmX3kuuLqfmJUROgUpPcl268_EFHWXxFymzpCQikbcXOwg1tyyTHsTmUTtzU4d7pAcpq2OTbr0ppLMy_I/s320/alqariah4.gif

Artinya : “Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.”

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipZlun3gO7aFup0IEZy2_awL5BNuEnL4rA3rtDTKBzUbGwWt3jCiUj4yfbakSQ4mrycGaaKcOAKXR9hNv0VQyBwtTR-eFB1BnR6OoesNMd14atynj81WUJcMn9l5qq_xjlsJgfoKnUFTpl/s1600/zalzalah-1-2.gif

Artinya : “Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya,”

Nama-nama lain hari kiamat.
1. Alam Barzah (Yaumul Barzah)
Alam barzah yang dikenal dengan alam kubur yang merupakan permulaan pintu gerbang menuju akhirat atau batas antara alam dunia dengan alam akhirat.
2. Yaumul Ba’as
Yaumul ba’as adalah hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur menuju ke padang mahsyar setelah ditiupkan sangkakala yang kedua oleh malaikat Israfil.
3. Yaumul Mahsyar
Yaumul Mahsyar adalah saat dikumpulkannya seluruh manusia yang dibangkitan tadi di sebuah padang yang sangat luas bernama padang Mahsyar.
4. Yaumul Mizan / Hisab
Arti kata mizan adalah timbangan, sedangkan hisab artinya perhitungan. Dua istilah ini sangat mirip maknanya sehingga antara yaumul mizan dan yaumul hisab sama maknanya.

Fungsi Iman Kepada Hari Kiamat
1. Menjadikan manusia rajin beribadah
2. Mendorong manusia selalu meminta ampun kepada Allah SWT
3. Mendorong manusia untuk berperilaku baik
4. Berusaha menghindari perbuatan dan perilaku yang tiDAk baik

MACAM MACAM SUJUD

1.   Sujud Syukur 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNM5sgEwFKMeYrK0m3wV6Ty17w23M0ij3Zn4jG-BZVEAl9hsZTtuIsqYP8vO-ZrPscPCdmh4Ky51QiBDETpUpAmRWTKQM16oFRB-w9-bN_a7z6NmITr0velFa6jCTDut3FwICvQhKHIai7/s320/sujud_khalifah-luahanrasa+blogspot.jpgSujud syukur adalah sujud yang dilakukan ketika mendapat kenikmatan dari Allah swt.. Sujud ini dilakukan sebagai tanda terima kasih kepada-Nya atas kenikmatan atau karena terhindar dari kesusahan yang besar. Sujud syukur hukumnya sunnah. Sujud syukur dilakukan ketika kita mendapat berbagai nikmat. Contohnya, sujud syukur dilakukan apabila kita naik kelas, atau mendapat prestasi yang baik dalam belajar, lulus ujian. Kesemuanya perlu disyukuri.

Sujud syukur merupakan satu kebiasaan yang dikerjakan oleh Rasulullah saw. ketika beliau memperoleh anugrah nikmat dari Allah swt.. Sebagaimana dalam riwayat berikut.

عَنْ اَبِى بَكْرَةً اَنَّ النَّبِيَّ ص.م. كَانَ إِذَا اَتَاهُ اَمْرٌ يَسُرُّهُ اَوْ بُشْرَى بِهِ خَرَّ سَاجِدًا شُكْرًا ِللهِ 

Dari Abu Bakrah, “Sesungguhnya apabila datang kepada Nabi saw sesuatu yang menggembirakan atau kabar suka, beliau langsung sujud berterima kasih kepada Allah. (H.R. Abu Dawud dan Tirmizi).

Syarat-syarat sujud syukur sebagaimana syarat salat, seperti suci dari hadas dan najis, menghadap ke kiblat serta menutup aurat. Sedangkan rukun sujud syukur, yaitu: 1) Niat, 2) takbiratul ihram, 3) sujud, dan 4) memberi salam sesudah duduk.

Lafal yang dibaca ketika melakukan sujud syukur adalah

رَبِّى اَوْزِعْنِى اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِى اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَه وَاَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ الصَّلِحِيْن 

"Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh. (Q.S. An-Naml [27]: 19)

Lafal sujud syukur ini adalah doa Nabi Sulaiman a.s. yang diabadikan dalam Al-Qur’an Surah an-Naml: 19. Ketika itu Nabi Sulaiman a.s. tersenyum mendengar percakapan semut yang hendak melindungi diri karena kedatangan pasukan Sulaiman melewati sarangnya. Oleh karena itu Nabi Sulaiman bersyukur kepada Allah swt. atas ilham yang telah dianugerahkan-Nya kepada Nabi Sulaiman.

Sujud syukur juga sering dilakukan oleh para sahabat Nabi. Sebagai contoh adalah Abu Bakar as-Sidik melakukan sujud syukur ketika mendengar kematian Musailamah al-Kazab; kemudian Ali bin Abi Talib bersujud syukur ketika menemukan mayat Dzat Tsudayah diantara orang-orang khawarij yang tewas terbunuh; Ka’ab bin Malik melakukan sujud syukur ketika mendengar berita tentang tobatnya diterima oleh Allah swt. 

2. Sujud Sahwi  

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_c4xM7WHTVBvsBqRA0WvfSvT62y5mXuqDLbn2ZWRuCn-gzhztSGLtJ5hO0B98S5C0ntfSF3DWWUJsvn2qMPjqZG80TTD2UWFvnlAsI51gEQpHc3mIHjucruMY5TQxioBt_tfKhky7HnV6/s320/sujud,+amaliah+astra.jpg
Sujud sahwi yaitu mengerjakan sujud dua kali yang dikerjakan sebelum salam setelah selesai membaca bacaan tasyahud akhir. Sujud ini dilakukan karena ada keraguan atau ada yang terlupa dalam mengerjakan salat.

Sebab-sebab dilakukannya sujud sahwi adalah sebagai berikut.
  1. Kekurangan atau kelebihan rakaat, rukuk, atau sujud karena lupa. Apabila kekurangan maka jumlah rakaatnya dipenuhi dahulu. 
  2. Ragu-ragu (syak) tentang bilangan rakaat yang telah dikerjakan. 
  3. Lupa belum membaca tasyahud awal 
Sebab-sebab dilakukannya sujud sahwi adalah sebagai berikut.  Cara melaksanakan sujud sahwi adalah sebagai berikut. 
  1. Apabila merasa ragu akan bilangan rakaat, maka pilihlah yang paling sedikit, kemudian disempurnakan jumlah rakaatnya, kemudian sujud sahwi sebelum memberi salam. 
  2. Apabila jumlah rakaatnya kurang, maka harus dicukupi terlebih dahulu. 
  3. Apabila belum membaca tasyahud awal, setelah teringat dan belum berdiri tegak, masih boleh mengerjakan tasyahud awal. Akan tetapi bila sudah terlanjur berdiri tegak, tasyahud awal dilampaui saja. 
 
Bacaan pada saat melaksanakan sujud sahwi adalah
سُبْحَانَ مَنْ لاَ يَنَامُ وَلَا يَسْهُوْا.

Artinya: Mahasuci Allah swt. yang tidak tidur dan tidak lupa. 

Sujud sahwi dilakukan sebelum salam, tetapi boleh juga dilakukan sesudah salam. Hukum sujud sahwi adalah sunah. Sujud sahwi dilakukan sama dengan sujud rukun, yaitu dua sujud dengan duduk di antara kedua sujud yang bacaannya sama dengan duduk di antara dua sujud pada waktu salat.

3.   Sujud Tilawah 

Sujud tilawah artinya sujud bacaan, yaitu sujud yang sunah dikerjakan ketika seseorang membaca ayat-ayat sajdah. Begitu pula orang yang mendengar bacaan ayat-ayat tersebut. Apabila ayat-ayat sajdah dibaca dalam salat, maka apabila imam melakukan sujud tilawah, makmumnya juga mengikuti untuk sujud tilawah. Akan tetapi apabila imam tidak membaca sujud tilawah, yang mendengarkan tidak disunahkan sujud.


Ayat-ayat sajdah adalah ayat-ayat yang memuat lafal سَجَدَ – يَسْجُدُ – أَسْجُدُ .

Dalam sebuah hadis, Tirmizi meriwayatkan sebagai berikut.: 

عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ ص.م. كَانَ يُقْرَأُ عَلَيْنَا الْقُرْأَنَ فَإِذَا مَرَّ بِالسَّجْدَةِ كَبَّرَ وَسَجَدْنَا مَعَهُ (رواه الترمذى) 

Dari Ibnu Umar, “Sesungguhnya Nabi saw. Pernah membaca Al-Qur’an di depan kami. Ketika bacaannya sampai pada ayat Sajdah, beliau takbir, lalu sujud, maka kami pun sujud bersama-sama beliau.” (H.R. Tirmizi).

Adapun bacaan untuk sujud tilawah adalah

سَجَدَ وَجْهِىَ لِلَّذِى خَلَقَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِه. 

Aku sujud kepada Tuhan yang menjadikan diriku, Tuhan yang membukakan pendengaran dan penglihatan dengan kekuasaan-Nya. (H.R. Tirmizi).

Syarat-syarat sujud tilawah sebagaimana syarat salat, seperti suci dari hadas dan najis, menghadap ke kiblat serta menutup aurat. Sedangkan rukun sujud tilawah di luar salat, yaitu: 1) Niat, 2) takbiratul ihram, 3) sujud, 4) memberi salam sesudah duduk.


\



SIFAT SIFAT RASUL
Para rasul mempunyai sifat wajib dan sifat mustahil. Sifat-sifat wajib para rasul sebagai berikut.

1. Sidik, artinya benar atau jujur.
Allah swt. berfirman dalam Surah Maryam 41 dan 56
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiRNNNYc8WUenIox2EUd4pkC7s8EVQvc3lpyppJKjoFx8sYHGnDps9aVuapz6ofdg9YDGhr6PioLZWKMvATu37cOSeY8XdJHYIG3Lxu_T_PkKWGmDiUAQ3zKqradNW15Pwg5PRd9AUYA9V/s320/maryam-41.gif
41.       Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur'an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan, seorang Nabi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCDqX6SuryiFHiGIcuDHSYtFMWc-GXzwz81wL8zSfj4JNqSmS-rnUUp3AACVepj44tJHcskNbMpLga-wXP21KBJucU5_ZXVGTpTw0_0WocQYT3uXo6sUleTVOiwm9PbYrpYQOEBtavtzJS/s320/maryam-56.gif
56.       Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam Kitab (Al-Qur'an). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang nabi,


2. Amanah, artinya dapat dipercaya.
3. Tablig, artinya menyampaikan
4. Fatanah, artinya cerdas. Rasul bersifat cerdas, bijaksana dalam segala hal

Simak ayat Al-Qur'an Surah Asy-Syu'ara' ayat 107, 125, 143, 162, 178
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2w7pNHizUURllGAOVswlehuQ4DYKEplF7eGyBTNt7Yygtb7Z9BLHVt3K9JrjmcWgr6o1ZiPIdyjt1udQz6rsX_nXrDdNDC6pxuNeKC87HFHKnH7oLO0dd5r6YaORpd8FqRbbTgRmHzEIM/s200/asy-syuara-107-125-143-162-.gif
107.     Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,

Para rasul menyampaikan wahyu dari Allah kepada umatnya. Perhatikan ayat Al-Qur'an dalam Surah Yasin 17 berikut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_hLcCyuFmXXM_xhsaqvA5NjRhSQeUJqkJ36A8CV4s99ergoaqugORly1e12DYsGl9G4HJZ4iFWHWqvX9zcrnW-43OQ7qDn-O7aaqEBdv_ois0IXi5oIStQqKK-KXPGQbPBhFCyBignTey/s320/yasin-17.gif
17. Dan kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas

Kebalikan dari sifat wajib tersebut, adalah sifat mustahul, yang berjumlah empat, yaitu

1. Kazib, berarti dusta,

2. Khianat berarti tidak dapat dipercaya

3. Kitman berarti menyembunyikan

4. Baladah, berarti bodoh.



Selain sifat wajib dan sifat mustahil, para rasul juga memiliki sifat jaiz sebagaimana manusia biasa. Sifat-sfiat tersebut antara lain, makan, minum, tidur, menikah, sedih gembira, sakit dan sebagainya. Sekalipun sifat-sifat jais tersebut melekat pada diri rasul, namun tidak mengurangi martabat kerasulannya. Bagaimana pun, para rasul adalah seperti manusia pada umumnya

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSevfrcYTDcFxDPj-SAX-ITXrzKkrrzzv-3d645IUHf1SLkPgy_kHD7qVbDLUbJhTxXWHYQUkg7OnC3zNveD5h38MJtdty6AGUt3mhLI1vbYtQYSsXH9HsnTFjDabffvJYMaSBV_yADeZN/s1600/alkahfi-110.gif

110.  Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.” Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” 

TAHARAH DAN BERSUCI
Menurut bahasa, taharah artinya bersuci.
Menurut istilah, pengertian taharah adalah menyucikan diri dari hadas dan najis.
Adapun ketentuan taharah dalam Islam dapat berupa wudu, mandi, tayamum, istinjak dan sebagainya.

Berwudu
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeQe66hp2b3-hWU3n9IC2p9eU_7PG5s8I9-tJZZ7-BV1WA5vUPEz9WXnw_6bo3J4yfp05vGJU2AAZc5_tEzY7cs9HThOfv9fRLCgtJ9sIKAd5FCEBbS4D0E5iVauF5dit85G6qcPGYy_SX/s200/Foto+wudu.JPGBerwudu merupakan cara untuk menyucikan diri dari hadas kecil. Sebelum kita mengerjakan salat harus membersihkan terlebih dahulu anggota wudu kita mulai dari tangan, muka rambut, hingga kaki.


Rukun wudu sebagai berikut.
1) niat, 
2) membasuh muka, 
3) membasuh kedua tangan hingga siku-siku, 
4) mengusap rambut kepala, 
5) membasuh kaki hingga mata kaki, dan 
6) tertib.

Tata cara wudu banyak ditemukan di berbagai media seperti youtube. sebagai contoh adalah pada link berikut, 
http://www.youtube.com/watch?v=2eNe7wD4svk
atau dapat juga dilihat pada versi animasi, pada link berikut, http://www.youtube.com/watch?v=lcYGfHhtoKQ
http://i2.ytimg.com/vi/lcYGfHhtoKQ/0.jpg

Adapun perintah wudu sesuai dengan firman Allah dalam Surah Al-Maidah ayat 6 sebagai berikut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjR0wm_WhMXHu2yGYcSPLj-vs5MsVqKU406cPpciieXoZjvhUf5-ON-whVqdIi2H5fJPsGoQcHhmeXG8ouwBNlfL5tP2nJFgzs_yez7d2OipH1n3qnLeGeQMkJomy5apbV0ES6IEI3iv31_/s320/almaidah+6.jpg

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan ta-nganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempur-nakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur. (Al-Maidah : 6)

Tayamum
Bertayamum jika dalam keadaan sakit, atau sedang dalam perjalanan dan tidak mendapat air. Cara bertayamum dengan mengusapkan debu ke wajah dan kedua tangan.

Mandi Wajib
Mandi wajib adalah meratakan air ke seluruh tubuh dengan niat menghilangkan hadas dan najis.
Mandi wajib harus dilaksanakan karena sebab bercampurnya suami istri, selesai haid bagi wanita, selesai nifas, mengeluarkan air mani, sebagaimana diperintahkan di dalam ayat 6 QS. Surah Al-Maidah sebagai berikut:
“… Dan Jika Kamu (dalam keadaan) junub maka mandilah …”
(Q.S. Al-Ma’idah : 6)

Tatacara mandi wajib menurut rasulullah saw berdasarkan hadis dari Aisyah ra. Sebagai berikut.
Dari ‘Aisyah ra. Ia berkata : “Apabila Rasulullah SAW. Mandi janabah maka beliau mencuci kedua tangan beliau dan wudlu seperti untuk sholat, kemudian mandi dan menyela-nyelai rambut dengan kedua tangannya sehingga apabila beliau menduga bahwasanya telah meratakan (pada kulit kepala beliau) lalu beliau tuangkan air tiga kali, kemudian beliau mencuci seluruh badan beliau selanjutnya ‘Aisyah berkata : “Aku dan Rasulullah saw. pernah mandi dari satu bejana secara bersamaan menciduk air dari bejana itu. (H.R. Bukhari)